03/03/2008 19:02:46 Sudarmawan Madiun
Dampak pro kontra susu formula menyebabkan sebagian besar kalangan ibu rumah tangga (IRT) yang memiliki balita mengalihkan minuman susu formula ke tradisi nenek moyang tajin (sari beras). Pasalnya, sebagian besar IRT menilai tajin memiliki kandungan gizi yang cukup sebagai pengganti susu formula. Apalagi, tajin itu sudah dikenal sejak jaman nenek moyang. Hal itu menjadi pilihan mereka saat konsumsi susu formula masih meragukan sejak santernya kasus bakteri sakazaki (enterobactery sakazaki) sepekan terakhir ini.Pengalihan ke tajin itu mulai banyak dilakukan IRT dari kalangan menengah ke bawah yang ada di wilayah Kabupaten Madiun, Kota Madiun serta di Kabupaten Magetan."Sudah seminggu ini, setiap kali menanak nasi, saya selalu mengambil air tajin untuk minuman suplemen anak saya. Habis, kami takut anak kami terserang bakteri yang ada di susu formula," terang Retno, 27, IRT warga Desa Gambiran, Kecamatan Madiun, Senin (3/3)Pendapat serupa juga dilontarkan Ida, 29, warga Desa/Kecamatan Jiwan, Kabupaten Madiun, ia terpaksa mengikuti saran kedua orangtuanya untuk mulai memberikan tajin ke anak pertamanya.Padahal, sebelumnya ia sudah mempercayakan akan terus memberikan putra pertamanya, iwan, 1,5, itu untuk selalu meminum susu formula. Sebab, sejak balita berusia 4 bulan, putra pertamanya itu sudah tak lagi mau diberikan ASI. Namun ditengah ketidakjelasan kandungan gizi dan bakteri yang ada dalam susu formula menyebabkan dia memberikan tajin kepada anaknya tersebut."Sebelumnya sih percaya sama susu formula, tapi sekarang mulai percaya pada tajin. Wong, saya empat bersudara saat kecil dulu juga gak pernah dikasih susu sama orangtua, cuman dikasih tajin," ungkap ibu rumah tangga yang bekerja di salah satu koperasi di Madiun ini.Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Madiun, dr Widwiyono menegaskan, belum mengetahui pasti secara medis kandungan gizi yang ada di dalam tajin tersebut. Hanya saja menurutnya, dalam tajin itu lebih banyak mengandung karbohidrat yang dihasilkan dari sari beras. Oleh karenanya, pihaknya tetap menganjurkan kalangan ibu rumah tangga untuk tetap memberikan ASI ke putra putrinya.Di lain tempat, Branch Manager Supermarket Sri Ratu, Kota Madiun, Andre Nugroho menjelaskan, akibat tidak adanya kejelasan kandungan susu formula mana yang mengandung bakteri sakazaki tersebut, jumlah permintaan susu formula mulai menurun.Kendati demikian, lanjut Andre sampai saat ini penjualan susu formula di Supermarketnya masih menenuhi target penjualan yang dipatok. Sebab, Break Event Point (BEP) dalam penjualan susu formula ditempatnya masih tercapai saat ini."Kami masih yakin, kalangan ibu rumah tangga yang biasa membeli susu formula bagi konsumsi balita mereka sudah bisa memilih susu formula mana yang masih layak dikonsumsi saat ini," tandasnya.
Harian Surya(040308)
